Laman

Rabu, 12 Januari 2011

7 CIRI SOK TAHU

'Sok tahu' pada dasarnya adalah "merasa sudah cukup berpengetahuan" padahal sebenarnya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita 'sok tahu'? Mari kita mengambil hikmah dari Al-Qur'an. Ada beberapa ciri 'sok tahu' yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-'Alaq.

1. Enggan Membaca

Ketika disuruh malaikat Jibril, "Bacalah!", Rasulullah Saw. menjawab, "Aku tidak bisa membaca." Lalu malaikat Jibril menyampaikan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang 'sok tahu' pesimis akan kemampuannya. Sebelum berusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, "Ngapain baca-baca teori. Mahamin aja sulitnya minta ampun. Yang penting prakteknya 'kan?" Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan kepada kita apa saja yang tidak kita ketahui.

Disisi lain, ada pula orang Islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya, misalnya, "Ngapain baca-baca Qur'an lagi. Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain aja." Padahal, Al-Qur'an adalah sumber dari segala sumber ilmu, sumber 'cahaya' yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Katanya, misalnya lagi, "Ngapain belajar ilmu agama lagi, toh sejak SD hingga tamat kuliah udah diajarin terus." Padahal, 'ilmu agama' adalah ilmu kehidupan dunia-akhirat.

2. Enggan Menulis

Orang yang sok tahu terlalu mengandalkan kemampuannya dalam mengingat-ingat dan menghafal pengetahuan atau ilmu yang diperolehnya. Ia enggan mencatat. "Ngerepotin," katanya. Seolah-olah, otaknya adalah almari baja yang isinya takkan hilang. Padahal, sifat lupa merupakan bagian dari ciri manusia. Orang yang sok tahu enggan mencatat setiap membaca, menyimak khutbah, kuliah, ceramah, dan sebagainya. Padahal, Allah telah mengajarkan penggunaan pena kepada manusia.

Di sisi lain, ada pula orang yang kurang mampu menghafal dan mengingat-ingat pengetahuan yang diperolehnya, tapi ia merasa terlalu bodoh untuk mampu menulis. "Susah," katanya. Padahal, merasa terlalu bodoh itu jangan-jangan pertanda kemalasan. Emang sih, kalo nulis buat orang lain, kita perlu ketrampilan tersendiri. Tapi, bila nulis buat diri sendiri, bukankah kita gak bakal kesulitan nulis 'sesuka hati'? Apa susahnya nulis di buku harian, misalnya, "Tentang ciri sok tahu, lihat al-'Alaq!"?

3. Membanggakan Keluasan Pengetahuan

Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca, banyak menulis, banyak mendengar, banyak berceramah, dan sebagainya tanpa menyadari bahwa pengetahuan yang ia peroleh itu semuanya berasal dari Allah. Ia mengira, prestasi yang berupa luasnya pengetahuannya ia peroleh berkat kerja kerasnya saja. Padahal, terwujudnya pengetahuan itu pun semuanya atas kehendak-Allah.

Mungkin ia suka meminjam atau membeli buku sebanyak-banyaknya, tetapi membacanya hanya sepintas lalu atau malah hanya memajangnya. Ia merasa punya cukup banyak wawasan tentang banyak hal. Ia tidak merasa terdorong untuk menjadi ahli di bidang tertentu. Kalau ia menjadi muballigh 'tukang fatwa', semua pertanyaan ia jawab sendiri langsung walau di luar keahliannya. Ia mungkin bisa menulis atau berbicara sebanyak-banyaknya di banyak bidang, tetapi kurang memperhitungkan kualitasnya.

4. Merendahkan Orang Lain Yang Tidak Sepaham

Bagi orang Islam yang sok tahu, siapa saja yang bertentangan dengan pendapatnya, segera saja ia menuduh mereka telah melakukan bid'ah, sesat, meremehkan agama, dan sebagainya. Bahkan, misalnya, sampai-sampai ia melarang orang-orang lain melakukan amal yang caranya lain walau mereka punya dalil tersendiri. Ia menjadikan dirinya sebagai "Yang Maha Tahu", terlalu yakin bahwa pasti pandangan dirinyalah satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan yang lain pasti salah. Padahal, Allah Swt berfirman: "Janganlah kamu menganggap diri kamu suci; Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan." (an-Najm [53]: 32)

Muslim yang sok tahu cenderung menganggap kesalahan kecil sebagai dosa besar dan menjadikan dosa itu identik dengan kesesatan dan kekafiran! Lalu atas dasar itu dengan gampangnya ia mengeluarkan 'vonis hukuman mati'. Padahal, dalam sebuah hadits shahih dari Usamah bin Zaid dikabarkan, "Barangsiapa mengucapkan laa ilaaha illallaah, maka ia telah Islam dan terpelihara jiwa dan hartanya. Andaikan ia mengucapkannya lantaran takut atau hendak berlindung dari tajamnya pedang, maka hak perhitungannya ada pada Allah. Sedang bagi kita cukuplah dengan yang lahiriah."

5. Menutup Telinga dan Membuang Muka Bila Mendengar Pendapat Lain

Orang yang sok tahu tidak memberi peluang untuk berdiskusi dengan orang lain. Kalau toh ia memasuki forum diskusi di suatu situs, misalnya, ia melakukannya bukan untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda dengan pandangan yang selama ini ia anut, melainkan untuk mengumandangkan pendapatnya sendiri. Ia hanya melihat selayang pandang gagasan orang-orang lain, lalu menyerang mereka bila berlainan dengannya. Ia tidak mau tahu bagaimana mereka berhujjah (berargumentasi).

Di samping itu, orang yang sok tahu itu bersikap fanatik pada pendapat golongannya sendiri. Seolah-olah ia berseru, "Adalah hak kami untuk berbicara dan adalah kewajiban kalian untuk mendengarkan. Hak kami menetapkan, kewajiban kalian mengikuti kami. Pendapat kami semuanya benar, pendapat kalian banyak salahnya." Orang yang terlalu fanatik itu tidak mengakui jalan tengah. Ia menyalahgunakan aksioma, "Yang haq adalah haq, yang bathil adalah bathil."

6. Suka Menyatakan Pendapat Tanpa Dasar Yang Kuat

Muslim yang sok tahu gemar menyampaikan pendapatnya dengan mengatasnamakan Islam tanpa memeriksa kuat-lemahnya dasar-dasarnya. Ia suka berkata, "Menurut Islam begini.... Islam sudah jelas melarang begitu...." dan sebagainya, padahal yang ia ucapkan sesungguhnya hanyalah, "Menurut saya begini.... Saya melarang keras engkau begitu...." dan seterusnya. Kalau toh ia berkata, "Menurut saya bla bla bla....", ia hanya mengemukakan opini pribadinya belaka tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli maupun aqli.

7. Suka Berdebat Kusir
Jika pendapatnya dikritik orang lain, orang yang sok tahu itu berusaha keras mempertahankan pandangannya dan balas menyerang balik pengkritiknya. Ia enggan mencari celah-celah kelemahan di dalam pendapatnya sendiri ataupun sisi-sisi kelebihan lawan diskusinya. Sebaliknya, ia tekun mencari-cari kekurangan lawan debatnya dan menonjol-nonjolkan kekuatan pendapatnya. Dengan kata lain, setiap berdiskusi ia bertujuan memenangkan perdebatan, bukan mencari kebenaran.

Demikianlah beberapa ciri orang yang sok tahu menurut surat al-'Alaq dalam pemahamanku. Dengan mengenali ciri-ciri tersebut, semoga kita masing-masing dapat melakukan introspeksi dan memperbaiki diri sehingga kita tidak menjadi orang yang sok tahu. Aamien.

Aisha Chuang
ac4x3@yahoo.com



sumber : eramuslim

Selasa, 04 Januari 2011

KELOMPOK BELAJAR KIMIA KLS XI IPA SMA N BINSUS

BERIKUT PEMBAGIAN KELOMPOK BELAJAR KIMIA KLS XI SMA N BINSUS DUMAI
KELOMPOK INI HARAP DITEMPATI PADA SAAT PRAKTEK DAN BELAJAR SEHARI-HARI JAM KIMIA SAJA.
KEEFEKTIFAN KELOMPOK AKAN DIEVALUASI SETELAH BERJALAN BEBERAPA SAAT
SUKSES SELALU

INILAH DIA .....
KELAS : XI IPA 1KELAS : XI IPA 2KELAS : XI IPA 3
KLPNAMA SISWAJKKLPNAMA SISWAJKKLPNAMA SISWAJK
1EKI AMNUR HADIL1SAHRI DHANIL1YOKI ARDANL
NICO GUNAWANLMOHD. FAJRI AMRULAHLAMIRUL MUTTAKINL
AL TRISULARIFNIPNUR ADILLAH YASMINPPUJI LESTARIP
RIRI SYAFITRAPAISHA TIARA PERMATA SARIPRENTI PRAMITA KARDIANP
SEPTI AYU ANGRAINIPSHUHADA HANESTYPSYARIFAH DAIRATUL HASANAHP
2M ZAKHI NIRWANL2JOSHUA MANGGALAL2ZULWIYOSA PUTRAL
M RIZKI ALMUJADILLAH HAFIZLSAMUEL REINHARD IL
ARIEF BUDIMANLNOFIARDIMAN SAPUTRALTIFFANI YASEP
TIARA AMELIAPFITRI YATUL MUTHOMAINAHPDINA NOVIANAP
ELSA PUTRIPRETNO ANAWATIPNOVI DINI RESTIAP
NIA CHAIRUNNISAPRAMA DANIATIP3ARDI WIJARSO SOHLESL
3BONDAN WIBISONOL3ULUL AZMILFAJAR GUMELARL
ANDRY PRATAMA SURYALMUHAMMAD WAHYU NUGRAHALKARL JOSUA BARINGINL
IRDA PUSPASARIPELSA RAHMIPTRISYA AFIDAH SUKMAP
FIRDA MANURUNGPTANTIKA RATNA SARIPUSI SAFARWATIP
FITRI ARYANIPNOVI SUSANTIPNADIA YOLANDAP
4AMORDEKHAI I.P.SL4SHENDY KRISHNAMURL4NANDA AL
ADITYA TRI SYAHPUTRALRICKY MAYCEL HASKIA PURBALDEDE SAPUTRAL
ARBI JAUZALZ. ELFIRA WULANDARIPGEBY RATNA SARIP
TRZYLIA UFTTY SABILLIPARUM SRI WAHYU NINGSIHPMULIYANIP
REISYI DHIA AINIPWIFAN AUDINA BASNURPLISA KARTINAP
UTARI WIJAYANTIPDIAN RAMADHANIP5FELIX JANCHENL
5FIRMANL5FIKRIYANSYAHLRAHMAD IKHSAN PUTRAL
YAN RIDO GIIRSANGLM RIDHO VERNANDALM FAISAL RAZINL
MARLINA FITRIPMAFIAREK RISKILFISABILILLAH DWI AMBARRINIP
WIJAYANTIPSHINTA ALICIA SIHOMBINGPRISKA KELANA PRATIWIP
MARFUAH LUBISPDINI KHAIRIYAHPELFIA RINAP
MIA REVDIANAP

SUKRON
SUKSES SELALU

Minggu, 02 Januari 2011

ASAM BASA


Asam mempunyai rasa masam. Contohnya, cuka dapur mempunyai rasa masam karena di dalamnya terkandung asam asetat, vitamin C mempunyai rasa masam karena di dalamnya terkandung asam askorbat, dan jeruk nipis mempunyai rasa masam karena mengandung asam sitrat.
Basa mempunyai rasa pahit dan licin bila dipegang. Contohnya, kapur sirih mempunyai rasa pahit dan sabun bila dipegang terasa licin.
Beberapa teori yang menjelaskan sifat asam dan sifat basa, antara lain Arrhenius (1887), Bronsted dan Lowry (1923), serta Lewis (1923).
Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai zat-zat yang dapat memberikan ion hidrogen (H+) atau ion hidronium (H 3 0+) bila dilarutkan dalam air, atau zat yang dapat memperbesar konsentrasi ion H+ dalam air. Berikut ini diberikan beberapa contoh asam kuat, sehingga reaksi dinyatakan dengan satu tanda panah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan karena asam kuat dianggap terionisasi sempurna, sehingga reaksi hanya dari kin ke kanan.
Menurut Arrhenius, basa didefinisikan sebagai zat-zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksil (OH-), atau zat yang dapat memperbesar konsentrasi ion OH- dalam air. Bagaimanakah penulisan reaksi ionisasi untuk basa kuat? Cobalah kalian perhatikan lagi dan pahami lagi reaksi ionisasi asam kuat. Basa kuat juga terionisasi hampir sempurna.

Silahkan baca selengkapnya di buku kimia yudistira
sebagai bahan pengayaan silahkan download konsep materi dari